Minggu, 28 Februari 2016

PROPOSAL TAK

PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HALUSINASI
DI RUANG CEMPAKA RSJ RADJIMAN WIDYODININGRAT  LAWANG












Oleh :
Kelompok I






PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007).
Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas orientasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat, 2006). Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2006).

B.    TUJUAN
1.    Tujuan Umum
a.    Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan yaitu memperoleh pemahaman dan cara membedakan sesuatu yang nyata dan khayalan.
b.    Meningkatkan sosialisasi dengan memberikan kesempatan untuk berkumpul, berkomunikasi dengan orang lain, saling memperhatikan memberikan tanggapan terhadap pandapat maupun perasaan ortang lain.
c.    Meningkatkan kesadaran hubungan antar reaksi emosional diri sendiri dengan prilaku defensif yaitu suatu cara untuk menghindarkan diri dari rasa tidak enak karena merasa diri tidak berharga atau ditolak.
d.    Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti fungsi kognitif dan afektif.
2.    Tujuan Khusus
a.    Meningkatkan identifikasi diri, dimana setiap orang mempunyai identifikasi diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
b.    Penyaluran emosi, merupakan suatu kesempatan yang sangat dibutuhkan oleh seseorang untuk menjaga kesehatan mentalnya. Di dalam kelompok akan ada waktu bagi anggotanya untuk menyalurkan emosinya untuk didengar dan dimengerti oleh anggota kelompok lainnya.
c.    Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk kehidupan sehari-hari, terdapat kesempatan bagi anggota kelompok untuk saling berkomunikasi yang memungkinkan peningkatan hubungan sosial dalam kesehariannya.

C.    MANFAAT
Terapi aktivitas kelompok mempunyai manfaat yaitu :
1.    Manfaat Umum
a.    Meningkatkan  kemampuan  menguji  kenyataan (reality  testing)  melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
b.    Membentuk sosialisasi
c.    Meningkatkan  fungsi  psikologis,  yaitu  meningkatkan  kesadaran  tentang hubungan antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensive (bertahan terhadap stress) dan adaptasi.
d.    Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis seperti kognitif dan afektif.
2.    Manfaat Khusus
a.    Meningkatkan identitas diri.
b.    Menyalurkan emosi secara konstruktif.
c.    Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari.
d.    Bersifat rehabilitatif: meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan meningkatkan kemampuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    PENGERTIAN TAK
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuart & Laraia, 2001 dikutip dari Cyber Nurse, 2009).  Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok  untuk  memberikan  stimulasi  bagi  pasien  dengan  gangguan interpersonal (Yosep, 2008).

B.    DAMPAK TERAPEUTIK DARI KELOMPOK
Terjadinya interaksi yang diharapkan dalam aktivitas kelompok dapat memberikan dampak yang bermanfaat bagi komponen yang terlibat. Yalom (1985) dalam tulisannya mengenai terapi kelompok telah melaporkan 11 kasus yang terlibat dalam efek terapeutik dari kelompok. Faktor-faktor tersebut adalah :
1.    Universalitas, klien mulai menyadari bahwa bukan ia sendiri yang mempunyai masalah dan bahwa perjuangannya adalah dengan membagi atau setidaknya dapat dimengerti oleh orang lain.
2.    Menanamkan harapan, sebagian diperantarai dengan menemukan yang lain yang telah dapat maju dengan masalahnya, dan dengan dukungan emosional yang diberikan oleh kelompok lainnya.
3.    Menanamkan harapan, dapat dialami karena anggota memberikan dukungan satu sama lain dan menyumbangkan ide mereka, bukan hanya menerima ide dari yang lainnya.
4.    Mungkin terdapat rekapitulasi korektif dari keluarga primer yang untuk kebanyakan klien merupakan problematic. Baik terapis maupun anggota lainnya dapat jadi resepien reaksi tranferensi yang kemudian dapat dilakukan.
5.    Pengembangan keterampilan sosial lebih jauh dan kemampuan untuk menghubungkan dengan yang lainnya merupakan kemungkinan. Klien dapat memperoleh umpan balik dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan melatih cara baru berinteraksi.
6.    Pemasukan informasi, dapat dapat berkisar dari memberikan informasi tentang ganguan seseorang terhadap umpan balik langsung tentang perilaku orang dan pengaruhnya terhadap anggota kelompok lainnya.
7.    Identifikasi, prilaku imitative dan modeling dapat dihasilkan dari terapis atau anggota lainnya memberikan model peran yang baik.
8.    Kekohesifan kelompok dan pemilikan dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan seseorang. Bila terapi kelompok menimbulkan berkembangnya rasa kesatuan dan persatuan memberi pengaruh kuat dan memberi perasaan memiliki dan menerima yang dapat menjadi kekuatan dalam kehidupan seseorang.
9.    Pengalaman antar pribadi mencakup pentingnya belajar berhubungan antar pribadi, bagaimana memperoleh hubungan yang lebih baik, dan mempunyai pengalaman memperbaiki hubungan menjadi lebih baik.
10.    Atarsis dan pembagian emosi yang kuat tidak hanya membantu mengurangi ketegangan emosi tetapi juga menguatkan perasaan kedekatan dalam kelompok.
11.    Pembagian eksisitensial memberikan masukan untuk mengakui keterbatasan seseorang, keterbatasan lainnya, tanggung jawab terhadap diri seseorang.

C.    INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)
Adapun indikasi dan kontra indikasi terapi aktivitas kelompok (Depkes RI (1997) adalah:
1.    Semua klien terutama klien rehabilitasi perlu memperoleh terapi aktifitas kelompok kecuali mereka yang : psikopat dan sosiopat, selalu diam dan autistic, delusi tak terkontrol, mudah bosan.
2.    Ada berbagai persyaratan bagi klien untuk bisa mengikuti terapi aktifitas kelompok antara lain : sudah ada observasi dan diagnosis yang jelas, sudah tidak terlalu gelisah, agresif dan inkoheren dan wahamnya tidak terlalu berat, sehingga bisa kooperatif dan tidak mengganggu terapi aktifitas kelompok.
3.    Untuk pelaksanaan terapi aktifitas kelompok di rumah sakit jiwa di upayakan pertimbangan tertentu seperti : tidak terlalu ketat dalam tehnik terapi, diagnosis klien dapat bersifat heterogen, tingkat kemampuan berpikir dan pemahaman relatif setara, sebisa mungkin pengelompokan berdasarkan problem yang sama.





D.    KOMPONEN KELOMPOK
Kelompok terdiri dari delapan aspek, sebagai berikut (Kelliat, 2005) :
1.    Struktur Kelompok
Struktur kelompok menjelaskan batasan, komunikasi, proses pengambilan keputusan dan hubungan otoritas dalam kelompok. Struktur kelompok menjaga stabilitas dan membantu pengaturan pola perilaku dan interaksi. Struktur dalam kelompok diatur dengan adanya pemimpin dan anggota, arah komunikasi dipandu oleh pemimpin, sedangkan keputusan diambil secara bersama.
2.    Besar Kelompok
Jumlah anggota kelompok yang nyaman adalah kelompok kecil yang anggotanya berkisar antara 5-12 orang. Jika angota kelompok terlalu besar akibbatnya tidak semua anggota mendapat kesempatan mengungkapkan perasaan, pendapat, dan pengalamannya. Jika terlalu kecil, tidak cukup variasi informasi dan interaksi yang terjadi (Kelliat, 2005).
3.    Lamanya sesi.
Waktu optimal untuk satu sesi adalah 20-40 menit bagi fungsi kelompok yang rendah dan 60-120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi. Banyaknya sesi bergantung pada tujuan kelompok, dapat satu kali/dua kali perminggu, atau dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan (Kelliat, 2005).

E.    PROSES TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
Proses terapi aktifitas kelompok pada dasarnya lebih kompleks dari pada terapi individual, oleh karena itu untuk memimpinnya memerlukan pengalaman dalam psikoterapi individual. Dalam kelompok terapis akan kehilangan sebagian otoritasnya dan menyerahkan kepada kelompok.
Terapis sebaiknya mengawali dengan mengusahakan terciptanya suasana yang tingkat kecemasannya sesuai, sehingga klien terdorong untuik membuka diri dan tidak menimbulkan atau mengembalikan mekanisme pertahanan diri. Setiap permulaan dari suatu terapi aktifitas kelompok yang baru merupakan saat yang kritis karena prosedurnya merupakan sesuatu yang belum pernah dialami oleh anggota kelompok dan mereka dihadapkan dengan orang lain.
Setelah klien berkumpul, mereka duduk melingkar, terapis memulai dengan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan juga memperkenalkan co-terapis dan kemudian mempersilakan anggota untuk memperkenalkan diri secara bergilir, bila ada anggota yang tidak mampu maka terapis memperkenalkannya. Terapis kemudian menjelaskan maksud dan tujuan serta prosedur terapi kelompok dan juga masalah yang akan dibicarakan dalam kelompok. Topik atau masalah dapat ditentukan oleh terapis atau usul klien. Ditetapkan bahwa anggota bebas membicarakan apa saja, bebas mengkritik siapa saja termasuk terapis. Terapis sebaiknya bersifat moderat dan menghindarkan kata-kata yang dapat diartikan sebagai perintah.
Dalam prosesnya kalau terjadi bloking, terapis dapat membiarkan sementara. Bloking yang terlalu lama dapat menimbulkan kecemasan yang meningkatoleh karenanya terapis perlu mencarikan jalan keluar. Dari keadaan ini mungkin ada indikasi bahwa ada beberapa klien masih perlu mengikuti terapi individual. Bisa juga terapis merangsang anggota yang banyak bicara agar mengajak temannya yang kurang banyak bicara. Dapat juga co-terapis membantu mengatasi kemacetan.
Kalau terjadi kekacauan, anggota yang menimbulkan terjadinya kekacauan dikeluarkan dan terapi aktifitas kelompok berjalan terus dengan memberikan penjelasan kepada semua anggota kelompok. Setiap komentar atau permintaan yang datang dari anggota diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan di tanggapi dengan sungguh-sungguh. Terapis bukanlah guru, penasehat atau bukan pula wasit. Terapis lebih banyak pasif atau katalisator. Terapis hendaknya menyadari bahwa tidak menghadapi individu dalam suatu kelompok tetapi menghadapi kelompok yang terdiri dari individu-individu.
Diakhir terapi aktifitas kelompok, terapis menyimpulkan secara singkat pembicaraan yang telah berlangsung / permasalahan dan solusi yang mungkin dilakukan. Dilanjutkan kemudian dengan membuat perjanjian pada anggota untuk pertemuan berikutnya. (Kelliat, 2005).

F.    TAHAPAN DALAM TAK
Kelompok sama dengan individu, mempunyai kapasitas untuk tumbuh dan berkembang. Kelompok akan berkembang melalui empat fase, yaitu: Fase prakelompok; fase awal kelompok; fase kerja kelompok; fase terminasi kelompok (Stuart & Laraia, 2001 dalam Cyber Nurse, 2009).
1.    Fase Prakelompok
Dimulai dengan membuat tujuan, menentukan leader, jumlah anggota,
kriteria anggota, tempat dan waktu kegiatan, media yang digunakan. Menurut Dr. Wartono (1976) dalam Yosep (2007), jumlah anggota kelompok yang ideal dengan cara verbalisasi biasanya 7-8 orang. Sedangkan jumlah minimum 4 dan maksimum 10. Kriteria anggota yang memenuhi syarat untuk mengikuti TAK adalah : sudah punya diagnosa yang jelas, tidak terlalu gelisah, tidak agresif, waham tidak terlalu berat (Yosep, 2007).
2.    Fase Awal Kelompok
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuknya kelompok baru, dan peran baru. Yalom (1995) dalam Stuart dan Laraia (2001) membagi fase ini menjadi tiga fase, yaitu orientasi, konflik, dan kohesif. Sementara Tukman (1965) dalam Stuart dan Laraia (2001) juga membaginya dalam tiga fase, yaitu forming, storming, dan norming.
a.    Tahap Orientasi
Anggota mulai mencoba mengembangkan sistem sosial masing-masing, leader menunjukkan rencana terapi dan menyepakati kontrak dengan anggota.
b.    Tahap Konflik
Merupakan  masa  sulit  dalam  proses  kelompok.  Pemimpin  perlu memfasilitasi ungkapan perasaan, baik positif maupun negatif dan membantu kelompok mengenali penyebab konflik. Serta mencegah perilaku perilaku yang tidak produktif (Purwaningsih & Karlina, 2009).
c.    Tahap Kohesif
Anggota kelompok merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim satu sama lain (Keliat, 2004).
3.    Fase Kerja Kelompok
Pada fase ini, kelompok sudah menjadi tim. Kelompok menjadi stabil dan realistis (Keliat, 2004).  Pada  akhir  fase  ini,  anggota  kelompok  menyadari produktivitas  dan  kemampuan  yang  bertambah  disertai  percaya  diri  dan kemandirian (Yosep, 2007).
4.    Fase Terminasi
Terminasi  yang  sukses  ditandai  oleh  perasaan  puas  dan  pengalaman kelompok  akan  digunakan  secara  individual  pada  kehidupan  sehari-hari. Terminasi dapat bersifat sementara (temporal) atau akhir (Keliat, 2004).

G.    MACAM TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu :
1.    Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004). Fokus terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi adalah membantu pasien yang  mengalami  kemunduran  orientasi  dengan  karakteristik:  pasien  dengan gangguan persepsi; halusinasi, menarik diri dengan realitas, kurang inisiatif atau ide, kooperatif, sehat fisik, dan dapat berkomunikasi verbal (Yosep, 2007).
Adapun tujuan dari TAK stimulasi persepsi adalah pasien mempunyai kemampuan  untuk  menyelesaikan  masalah  yang  diakibatkan  oleh  paparan stimulus kepadanya. Sementara, tujuan khususnya: pasien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat dan menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami (Darsana, 2007).
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam kehidupan, khususnya untuk pasien halusinasi. Aktivitas dibagi dalam empat sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu :
a.    Sesi pertama : mengenal halusinasi
b.    Sesi kedua : mengontrol halusinasi dan menghardik halusinasi
c.    Sesi ketiga : menyusun jadwal kegiatan
d.    Sesi keempat :  cara minum obat yang benar
2.    Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori
TAK stimulasi sensori adalah TAK yang diadakan dengan memberikan stimulus tertentu kepada klien sehingga terjadi perubhan perilaku.
Bentuk stimulus :
1)      Stimulus suara: musik
2)      Stimulus visual: gambar
3)      Stimulus gabungan visual dan suara: melihat televisi, video
Tujuan dari TAK stimulasi sensori bertujuan agar klien mengalami :
1)      Peningkatan kepekaan terhadap stimulus.
2)      Peningkatan kemampuan merasakan keindahan
3)      Peningkatan apresiasi terhadap lingkungan
Jenis TAK yaitu :
1)      TAK Stimulasi Suara
2)      TAK Stimulasi Gambar
3)      TAK Stimulasi Suara dan Gambar
3.    Terapi aktivitas orientasi realita
Terapi Aktivitas Kelompok Oientasi Realita (TAK): orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/ tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa psikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat,waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
1.    Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
2.    Klien mengenal waktu dengan tepat.
3.    Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat.
Aktivitas yang dilakukan tiga sesi berupa aktivitas pengenalan orang, tempat, dan waktu. Klien yang mempunyai indikasi disorientasi realitas adalah klien halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mngenal orang lain, tempat, dan waktu.
Tahapan kegiatan :
1)      Sesi I      : Orientasi Orang
2)      Sesi II    : Orientasi Tempat
3)      Sesi III   : Orientasi Waktu

H.    PENGERTIAN WAHAM
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien. Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.

A.    MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik waham yaitu berupa:
1.    Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan
2.    klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.
B.    PROSES TERJADINYA MASALAH
Kerusakan komunikasi verbal        Menciderai diri sendiri, orang lain dan
Pikiran tidak realistik                    lingkungan
Flight of ideas
Kehilangan asosiasi
Pengulangan kata-kata yang didengar
Kontak mata yang kurang


          Waham

Tidak mampu membedakan diri sendiri dan dunia luar

Emosi yang kuat untuk mempertahankan kesehatan

Mekanisme pembelaan

Tidak mampu menutup kekurangan

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

C.    MACAM-MACAM WAHAM
1.    Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya punya tambang emas”
2.    Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/ mecederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”
3.    Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari”
4.    Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/ terserang penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
5.    Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”
6.    Waham yang bizar
a.    Sisip pikir yaitu meyakini ada ide pikiran orang lain yang disisipkan kedalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai kenyataan.
b.    Siar pikir yaitu meyakini bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun ia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai kenyataan.
c.    Kontrol pikir yaitu meyakini pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar.

D.    RENTANG RESPON
Rentang respon waham / neurologis
1.    Respon adaptif
a.    Pikiran logis
b.    Persepsi akurat
c.    Emosi konsisten dengan orang lain
d.    Perilaku seksual
e.    Hubungan sosial harmonis
f.    Reaksi emosi berlebihan
g.    Perilaku tidak biasa
h.    Proses pikiran kadang-kadang terganggu / ilusi
i.    Menarik diri
2.    Respon maladaptif
a.    Gangguan perasaan pikir
b.    Waham
c.    Kerusakan proses
d.    Emosi
e.    Perilaku tak terorganisir
f.    Isolasi sosial

E.    PENYEBAB WAHAM
1.    Faktor predisposisi
a.    Faktor biologis
Hambatan perkembangan otak khusunya system limbik, otak frontalis dan temporalis. Gejala yang mungkin timbul adalah :
1)    Hambatan dalam belajar, berbicara, daya ingat dan perilaku menarik diri.
2)    Pertumbuhan dan perkembangan inividu pada prenatal, perinatal, silenatal, neonatal dan anak.
b.    Faktor psikologis
1)    Penolakan dan kekerasan dalam hidup klien.
2)    Penolakan yang dirasakan dari pengaruh ibu atau teman yang bersifat dingin, lemas, tidak sensitif / bahkan terlalu melindungi.
3)    Pola asuh anak-anak tidak adekuat, misalnya : tidak ada kasih saying, diwarnai kekerasan dan ada kekosongan emosi.
4)    Konflik dan kekerasan dalam keluarga / pertentangan orang tua, anaknya dan kekerasan rumah tangga.
c.    Faktor sosial budaya
1)    Kemiskinan
2)    Konflik sosial budaya / perorangan, kekerasan dan kerawanan
3)    Kehidupan yang terisolasi disertai proses yang menumpuk
2.    Faktor presipitasi
a.    Hubungan yang bermasalah
b.    Merasa ada tekanan
c.    Isolasi diri
d.    Pengangguran disertai tidak berguna

F.    TANDA DAN GEJALA
1.    Yakin bahwa pikirannya bertanggungjawab terhadap kejadian atau bencana
2.    Berpikir bahwa dirinya memiliki kekuatan super dan maha kuasa, curiga, marah, takut ditujukan kelingkungan orang tua
3.    Perhatian menurun, sukar konsentrasi pada aktivitas-aktivitas sederhana
4.    Cara bicara tidak logis, inkoheren
5.    Pola tidur tidak teratur
6.    Ambivalen
7.    Klien bicara kacau
8.    Mudah tersinggung
9.    Tidak merasa dirinya sakit
10.    Kontak mata kurang
11.    Pemalu
12.    Tidak kooperatif / sukar kerjasama
13.    Merasa rendah diri
14.    Aktifitas meningkat

G.    POHON MASALAH

   










H.    MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
1.    Masalah keperawatan :
a.    Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b.    Kerusakan komunikasi : verbal
c.    Perubahan isi pikir : waham
d.    Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
2.    Data yang perlu dikaji :
a.    Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1)    Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada seseorang, klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barang-barang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2)    Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak barang.
b.    Kerusakan komunikasi : verbal
1)    Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2)    Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang
c.     Perubahan isi pikir : waham ( ………….)
1)    Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
2)    Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung
d.    Gangguan harga diri rendah
1)    Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri
2)    Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup.

I.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.    Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan waham
b.    Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan  berhubungan dengan waham
c.    Perubahan isi  pikir : waham (………….) berhubungan dengan harga diri rendah.

J.    RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.    Tujuan umum :
Klien secara bertahap mampu berhubungan dengan realita
2.    Tujuan khusus :
a.    Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
1)    Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
2)    Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan perawat menerima keyakinan klien "saya menerima keyakinan anda" disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati,  tidak membicarakan isi waham klien.
3)    Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi: katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian.
4)    Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan perawatan diri.
b.    Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
1)    Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis.
2)    Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis.
3)    Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari   hari dan perawatan diri).
4)    Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
c.    Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
1)    Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
2)    Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
3)    Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya waham.
4)    Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
5)    Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan wahamnya.


d.    Klien dapat berhubungan dengan realitas
1)    Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain, tempat dan waktu).
2)    Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi realitas.
3)    Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien
e.    Klien dapat menggunakan obat dengan benar
1)    Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi, efek dan efek    samping minum obat.
2)    Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama pasien, obat,    dosis, cara dan waktu).
3)    Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan.
4)    Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar.
f.    Klien dapat dukungan dari keluarga
1)    Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga tentang: gejala  waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan  follow up obat.
2)    Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga

BAB III
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK WAHAM

A.    DEFINISI
Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita (TAK): Orientasi realita adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri , orang lain , lingkungan/ tempat , dan waktu . Klien dengan gangguan jiwa sikotik , mengalami penurunan daya nilai realitas.

B.    TUJUAN
1.    Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan.   
2.    Tujuan Khusus
a.    Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada
b.    Klien mengenal waktu dengan tepat
c.    Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat
d.    Klien dapat mengenal waktu dengan tepat
e.    Klien dapat mengenal tanggal dengan tpat
f.    Klien dapat mengenal hari dengan tepat
g.    Klien dapat mengenal tahun dengan tepat

C.    AKTIVITAS DAN INDIKASI
Aktivitas TAK Orientasi Realita dilakukan 3 sesi yang melatih kemampuan mengenali orang,tempat,waktu. Klien yang mempunyai indikasi TAKOR adalah klien dengan gangguan waham sebagai berikut :
1.    Klien yang mengalami gangguan orientasi orang,tempat,waktu.
2.    Klien tidak membahayakan diri dan orang lain.
3.    Klien sehat secara fisik dan bertoleransi terhadap aktivitas

D.    SETTING
1.    Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.
2.    Ruangan yang nyaman dan tenang.












Keterangan :
L        : Leader
CO        : Co Leader
F        : Fasilitator
OB        : Observer
PX        : Klien

E.    METODE TAK
1.    Dinamika kelompok
2.    Diskusi dan tanya jawab
3.    Bermain peran atau stimulasi

F.    PERSIAPAN LINGKUNGAN
1.    Ventilasi baik
2.    Penerangan cukup
3.    Suasana tenang
4.    Pengaturan posisi tempat duduk (setting)

G.    WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Terapi Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal    : Selasa, 10 Februari 2016
Waktu        : Pukul 08.30 WIB s.d selesai
Tempat        : Ruang Kutilang


H.    NAMA KLIEN
1.    X1:
2.    X2:
3.    X3:
4.    X4:
5.    X5:
6.    X6:

I.    MEDIA DAN ALAT
1.    Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2.    Bulpen
3.    Boneka
4.    Laptop
5.    Lagu “Pop”

J.    SUSUNAN PELAKSANA
Susunan TAKOR sebagai berikut :
1.    Leader                 : Liaini Sa’adah
2.    Co. Leader          : Tubagus Muhammad Zain
3.    Fasilitator 1         : Ana Maghfiroh
4.    Fasilitator 2        : Umi Fadilah
5.    Observer        : Fitria

K.    PERAN DAN FUNGSI TERAPIS
1.    Leader
Tugas:
a.    Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b.    Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
2.    Co Leader
Tugas:
a.    Mendampingi Leader
b.    Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking
c.    Menyerahkan kembali posisi kepada leader
d.    Membuka acara
e.    Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
f.    Memimpin diskusi kelompok
g.    Menutup acara diskusi.
3.    Fasilitator
Tugas:
a.    Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b.    Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
4.    Observer
Tugas:
a.    Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b.    Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan.



TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI 1   

A.    Jenis kegiatan : Orientasi orang
B.    Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi orang
C.    Tujuan
1.    Klien mampu mengenal nama-nama perawat
2.    Klien mampu mengenal nama-nama klien lain Setting
D.    Alat
1.    Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2.    Bulpen
3.    Boneka
4.    Laptop
5.    Lagu “Pop”
E.    Metode
1.    Dinamika kelompok
2.    Diskusi dan Tanya jawab
F.    Langkah kegiatan   
1.    FASE PERSIAPAN
a.    Persiapn alat  : Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK, Bulpen, Boneka, Laptop, Lagu “Pop”
b.    Persiapan klien : Memilih klien sesuai kriteria, klien diberitahu untuk mengikuti kegiatan TAK pada hari dan jam yang sudah ditentukan
c.    Persiapan tempat : Sediakan 1 ruangan yang tenang dan nyaman,tempat duduk sediakan sejumlah peserta dan perawat yang akan ikut serta. Posisi duduk melingkar saling beradapan.
2.    FASE ORIENTASI
a.    Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b.    Evaluasi / Validasi   
Menanyakan perasan klien saat ini   
c.    Kontrak
1)    Waktu : 45 menit
2)    Tempat : ruang jiwa
3)    Topic : orientasi orang
d.    Tujuan aktifitas: klien dapat menyebutkan jati dirinya
e.    Aturan main:
1)    Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
2)    Bila ingin kekamar kecil harus seizin pemimpin TAK
3.    FASE KERJA
a.    Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien
b.    Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal .
c.    Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan di depan papan nama yang dibagikan terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan    : nama lengkap, nama panggilan, asal , dan hobi
d.    Musik akan dinyalakan saat terdengar , Boneka dipindahkan dari satu klien ke klien lain . Saat musik dihentikan , klien yang sedang memegang  boneka menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi dari klien yang lain (minimal nama panggilan)
e.    Terapis memutar dan menghentikan . saat musik berhenti , klien klien yang sedang memegang boneka menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi klien yang lain
f.    Ulangi langkah  f  sampai semua klien mendapatkan giliran
g.    Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan mengajak klien lain bertepuk tangan
4.    FASE TERMINASI
a.    Evaluasi
1)    Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2)    Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b.    Tindak Lanjut   
Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai dengan nama panggilan
c.    Kontrak yang akan datang
1)    Waktu        : 45 menit
2)    Tempat        : Ruang Kutilang
3)    Topik/kegiatan    : Orientasi Tempat



TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI 2   

A.    Jenis kegiatan : Orientasi tempat
B.    Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi tempat
C.    Tujuan
1.    Klien mampu mengenal nama rumah sakit
2.    Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
3.    Klien mampu mengenal kamar tidur
4.    Klien mampu mengenal tempat tidur
5.    Klien mampu mengenal ruang perawatan  , ruang istirahat  , ruang makan  , kamar mandi , dan WC
D.    Alat
1.    Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2.    Boneka
3.    Laptop
4.    Lagu “Pop”
E.    Metode
1.    Dinamika kelompok
2.    Diskusi dan Tanya jawab
F.    Langkah kegiatan   
1.    FASE PERSIAPAN
a.    Persiapan alat  : Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK, Boneka, Laptop, Lagu “Pop”
b.    Persiapan klien : Memilih klien sesuai kriteria, klien diberitahu untuk mengikuti kegiatan TAK pada hari dan jam yang sudah ditentukan
c.    Persiapan tempat : Sediakan 1 ruangan yang tenang dan nyaman,tempat duduk sediakan sejumlah peserta dan perawat yang akan ikut serta. Posisi duduk melingkar saling beradapan.
2.    FASE ORIENTASI
a.    Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b.    Evaluasi / Validasi   
Menanyakan perasan klien saat ini   

c.    Kontrak
4)    Waktu : 45 menit
5)    Tempat : Ruang Kutilang
6)    Topic : Orientasi tempat
d.    Tujuan aktifitas: klien dapat menyebutkan tempat yang biasa dilihat
e.    Aturan main:
3)    Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
4)    Bila ingin kekamar kecil harus seizin pemimpin TAK
3.    FASE KERJA
a.    Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama ruangan  : klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada klien yang mampu menjawab dengan tepat
b.    Terapis menjelaskan dengan menyalakan lagu pop , sedangkan boneka diedarkan  satu persatu ke peserta yang lain searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang memegang bola tennis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat
c.    Terapis menyalakan menghentikan lagu  , dan meminta klien memegang boneka untuk menyebutkan nama ruangan dan nama rumah sakit . Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran
d.    Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar
e.    Trapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat , kamar mandi , WC , ruang istirahat, ruang TAK ,  dan ruangan lainnya .
4.    FASE TERMINASI
a.    Evaluasi
1)    Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2)    Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b.    Tindak Lanjut   
Terapis menganjurkan klien mengenal waktu
c.    Kontrak yang akan datang
1)    Waktu        : 45 menit
2)    Tempat        : Ruang Kutilang
3)    Topik/kegiatan    : Orientasi Waktu

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
SESI 3

A.    Jenis kegiatan : Orientasi waktu
B.    Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi waktu
C.    Tujuan
1.    Klien mampu mengenal waktu pagi, siang ,malam
2.    Klien mampu mengenal tanggal
D.    Alat
1.    Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2.    Boneka
3.    Laptop
4.    Lagu “Pop”
E.    Metode
1.    Dinamika kelompok
2.    Diskusi dan Tanya jawab
F.    Langkah kegiatan   
1.    FASE PERSIAPAN
a.    Persiapan alat  : Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK, Boneka, Laptop, Lagu “Pop”
b.    Persiapan klien : Memilih klien sesuai kriteria, klien diberitahu untuk mengikuti kegiatan TAK pada hari dan jam yang sudah ditentukan
c.    Persiapan tempat : Sediakan 1 ruangan yang tenang dan nyaman,tempat duduk sediakan sejumlah peserta dan perawat yang akan ikut serta. Posisi duduk melingkar saling beradapan.
2.    FASE ORIENTASI
a.    Salam Terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
b.    Evaluasi / Validasi   
Menanyakan perasan klien saat ini   

c.    Kontrak
1)    Waktu : 45 menit
2)    Tempat : Ruang Kutilang
3)    Topic : Orientasi tempat
d.    Tujuan aktifitas: klien dapat menyebutkan tempat yang biasa dilihat
e.    Aturan main:
1)    Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
2)    Bila ingin kekamar kecil harus seizin pemimpin TAK
3.    FASE KERJA
a.    Terapis membagikan papan nama kepada klien
b.    Terapis menjelaskan proses permainan
c.    Setelah operator memutar music,dan mengedarkan boneka, klien yang memegang boneka diminta menuliskan waktu sekarang (sesuai jam dan,tanggal sekarang)
d.    Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar
4.    FASE TERMINASI
a.    Evaluasi
1)    Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2)    Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b.    Tindak Lanjut   
Terapis menganjurkan klien untuk memahami tanggal sesuai harinya
c.    Kontrak yang akan datang
1)    Waktu        : 45 menit
2)    Tempat        : Ruang Kutilang
3)    Topik/kegiatan    : Orientasi Waktu


ROLE PLAY TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
ORIENTASI REALITA (SESI I)

A.    Jenis kegiatan : Orientasi orang
B.    Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi orang
C.    Tujuan
1.    Klien mampu mengenal nama-nama perawat
2.    Klien mampu mengenal nama-nama klien lain Setting
D.    Alat
1.    Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2.    Bulpen
3.    Boneka
4.    Laptop
5.    Lagu “Pop”
E.    Fase Orientasi
Leader        : selamat pagi semua?
Klien        : pagi juga,
Leader        : bagaimana perasaannya hari ini?
Klien        : baik,,, (sambil menganggukkan kepala)
Leader        : Kenalkan, nama saya Liaini Sa’adah. baiklah Saya Mahasiswa Profesi Ners STIKES Nurul Jadid.
Klien        : iya!!!
Leader        : nah disini kalian semua berkumpul akan diadakan permainan, dan disini saya yang akan memimpin jalannya kegiatan tersebut. Permaianan ini bertujuan agar kalian saling mengenal dan berani untuk memperkenalkan diri. Bagaimana kalian mau bermain-main?
Klien        : mau...
Leader        : baiklah, waktu untuk permainan ini mungkin butuh 45 menit. Apakah kalian sudah siap?
Klien        : siaappp..
F.    Fase Kerja
Leader    : nah, kalau sudah siap saya akan menjelaskan tentang kegiatan ini. Disini saya sudah sediakan papan nama dan bolpen. nanti kalian tuliskan nama lengkap, nama panggilan, alamat asal, dan hobi. Kemudian kalian memperkenalkan diri secara berurutan searah jarum jam,dimulai dari saya. Setelah kalian menyebutkan nama, maka akan diputarkan music dan kalian pindahkan bonekah ini dari anda ke teman anda, jika music berhenti anda yang mmemegang boneka ini wajib menyebutkan nama lengkap,nama panggilan,asal,dan hobi teman kalian. Apakah sudah jelas?
Klien    : sudah jelas!
Leader    : nah, kemudian apabila ingin kekamar kecil nanti izin kepada saya agar permainan ini tidak terganggu nantinya. bagaimana, apakah sudah mengerti? Sekarang kita mulai ya permainannya?
Klien    : iya sudah mengerti,
Leader     : baik sekarang saya bagikan papan nama dan bolpoin ini…….(5menit kemudian)….sekarang kalian mulai perkenalkan diri kalian dan hobi masing-masing. (10 menit kemudian) sekarang operator nyalakan musiknya! Boneka pertama dipegang oleh bapak arif!
Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan, boneka itu berada dalam genggaman klien. Dan klien pun diberi kesempatan sesuai perjanjian di awal.
Leader    : nah, musiknya berhenti!!! Sekarang siapa yang memegang bonekaya?? Harap memperkenalkan diri temannya sesuai perjanjian di awal tadi? Untuk observer segera mencatat serta mengamati respon klien.
Observer: iya.. (sambil menganggukkan kepala)
Klien : nama saya xxx, senangnya dipanggil xx. Saya berasal dari Trenggalek. Hobi saya bermain gitar dan menyanyi. (sambil memperkenalkan nama yang dihafalkan) nama teman :…………….asal………hobi……….
Leader    : iya bagus sekali, pak arif sangat antusias ya dalam permainan ini. Kita kasih aplus dulu donk buat pak arif sebagai orang pertama yang mendapat kesempatan untuk memperkenalkan dirinya.
Klien n co leader: bertepuk tangan...
Leader    : nah sekarang kita lanjutkan ya permainannya, operator musik!!!
Operator memainkan musik dan bola perlahan berpindah-pindah dari genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan.mbk fita sebagai orang terakhir yang memegang bola.
Leader    : stop!!! Nah, sekarang siapa yang memegang bola terakhirnya? Ternyata mbk fita ya!! Ya silahkan mbk fita perkenalkan diri anda agar teman-temannya tahu dan saling mengenal?
Klien : iya, nama saya fita, saja. Saya berasal dari magetan, dan hobi saya adalah membaca. (menyebut nama teman…..asal…..hobi..
Leader    : iya, bagus sekali mbk fita dengan perkenalan dirinya. Aplus dulu donk buat mbk endang??
Semua    : tepuk tangan...
G.    Fase Terminasi
1.    Evaluasi
Leader    : nah, sekarang bagaiman perasaan bapak/ibu setelah memperkenalkan diri dan berkenalan dengan kelompok lain”.
Semua    : senang bisa berkenalan dan bercanda dengan kelompok lain.
Leader    : coba sebutkan kegiatan apa saja yang kita lakukan untuk pertemuan hari ini?
Semua    : memainkan musik dan mengoper boneka!!!
Leader    : bagus sekali
2.    Kontrak
Leader    : nah, berhubung waktu kita sudah habis. Untuk pertemuan kali ini kita sudahi dulu, kita lanjutkan besok. Untuk pertemuan besok kita akan bermain lagi seperti tadi tapi kita ganti topiknya. Besok kita akan menyampaikan topik yang ingin dibicarakan seperti bercerita. Bagaiman, apakah sudah jelas?
Semua    : iya jelas!!!
Leader    : besok kita kumpul lagi disini jam 08.00 pagi ya?? Tempatnya di ruangan ini saja!! Sekarang kalian boleh meninggalakan ruangan untuk beristirahat....
Semua klien meninggalkan ruangan













ROLE PLAY TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
ORIENTASI REALITA  (SESI II)

A.    Jenis kegiatan : Orientasi tempat
B.    Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi tempat
C.    Tujuan
1.    Klien mampu mengenal nama rumah sakit
2.    Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat
3.    Klien mampu mengenal kamar tidur
4.    Klien mampu mengenal tempat tidur
5.    Klien mampu mengenal ruang perawatan, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi, dan WC
D.    Alat
1.    Boneka
2.    Laptop
3.    Lagu “Pop”
E.    Fase Orientasi
Leader    : selamat pagi semua?
Klien    : pagi juga,
Leader    : bagaimana perasaannya hari ini?
Klien    : baik,,, (sambil menganggukkan kepala)
Leader    : nah, kita bertemu lagi ya dalam pagi ini. Masih ingat tidak apa yang kita lakukan kemarin?
Klien    : iya masih, kita kemarin bermain musik sambil mengoperkan boneka  kan?
Leader    : iya bagus sekali, ternya masih ingat ya dengan yang kita lakukan kemaren. Nah sekrang kita akan bermain-main lagi, permainan ini sama seperti kemarin Cuma kali ini kita menyebutkan nama tempat/ruangan yang ada di rumah sakit ini.
Klien    : iya jelas...
Leader    : untuk permaianan ini waktu yang diperlukan Cuma 40 menit saja kug, bagaiman apakah kalian siap?
Klien    : ssssiiiaaappp..
F.    Fase Kerja
Leader    : nah, kalau sudah siap saya akan menjelaskan tentang peraturan permainan ini. Seperti peraturan kemarin disini saya sudah sediakan boneka. Begini permaianannya, operator yang disana akan menyalakan musik dan boneka akan di edarkan searah jarum jam. Ketika musik ini berhenti dan boneka dalam genggaman tangan maka yang memegang bola tersebut akan kami berikan kesempatan untuk menyebutkan nama rumah sakit dan nama ruangan tempat anda di rawat. Bagaiamana, apakah ada yang kurang jelas tentang permainan ini?
Klien    : tidak,,, sudah jelas!
Leader    : nah, kemudian apabila ingin kekamar kecil nanti izin kepada saya agar permainan ini tidak terganggu nantinya. bagaimana, apakah sudah mengerti? Sekarang kita mulai ya permainannya?
Klien     : iya sudah mengerti,
Leader     : sekarang, operator nyalakan musiknya! Boneka pertama dipegang oleh bapak zahri!
Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan, boneka itu berda dalam genggaman klien. Dan klien pun diberi kesempatan sesuai perjanjian di awal.
Leader    : nah, musiknya berhenti!!! Sekarang siapa yang memegang bonekanya?? Harap menyampaikan satu nama  ruangan? Untuk observer segera mencatat serta mengamati respon klien.
Observer    : iya.. (sambil menganggukkan kepala)
Klien dina : iya, disini saya akan menyebutkan nama ruangan, yaitu ruang melati
Leader    : iya bagus sekali. Kita kasih aplus dulu donk buat sebagai orang pertama yang mendapat kesempatan untuk menyebutkan tempat.
Klien dan co leader: bertepuk tangan...
Leader    : nah sekarang kita lanjutkan ya permainannya, operator musik!!!
Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan klien sebagai orang terakhir yang memegang boneka.
Leader    : stop!!! Nah, sekarang siapa yang memegang boneka terakhirnya? Ternyata mbk tyas ya!! Ya silahkan klien sebutkan nama tempat yang paling disukai di ruangan ini?
Klien tyas: iya, saya akan menyebutkan tempat yang saya sukai yaitu kamar tidur.
Leader    : iya, bagus sekali mbk tyas sudah menyebutkan nama tempat  yang mbk tyas sukai. Aplus dulu donk buat klien ??
Semua    : tepuk tangan..


G.    Fase Terminasi
1.    Evaluasi
Leader    : nah, sekarang bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bermain-main tadi?
Semua    : saya sedikit lega karena dapat menyebutkan nma tempat/ruangan yang ada di rumah sakit ini.
Leader    : coba sebutkan kegiatan apa saja yang kita lakukan untuk pertemuan hari ini?
Semua    : memainkan musik dan mengoper boneka!!! Trus yang memegang boneka menyebutkan tempat/ruangan di rumah sakit ini.
Leader    : bagus sekali
2.    Kontrak
Leader    : nah, berhubung waktu kita sudah habis. Untuk pertemuan kali ini kita sudahi dulu, kita lanjutkan besok.
Semua    : iya!!!
Leader    : besok kita kumpul lagi disini jam 08.00 pagi ya?? Tempatnya di ruangan ini saja!! Sekarang kalian boleh meninggalkan ruangan untuk beristirahat....
Semua klien meninggalkan ruangan

ROLE PLAY TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
ORIENTASI REALITA  (SESI III)

A.    Jenis kegiatan : Orientasi waktu
B.    Kriteria klien : Klien yang mengalami gangguan orientasi waktu
C.    Tujuan
1.    Klien mampu mengenal waktu pagi, siang ,malam
2.    Klien mampu mengenal tanggal
D.    Alat
1.    Boneka
2.    Laptop
3.    Lagu “Pop”
E.    Fase Orientasi
Leader    : selamat pagi semua?
Klien    : pagi juga,
Leader    : bagaimana perasaannya hari ini?
Klien    : baik,,, (sambil menganggukkan kepala)
Leader    : nah, kita bertemu lagi ya dalam pagi ini. Masih ingat tidak apa yang kita lakukan kemarin?
Klien    : iya masih, kita kemarin bermain musik sambil mengoperkan boneka  kan?
Leader    : iya bagus sekali, ternya masih ingat ya dengan yang kita lakukan kemaren. Nah sekrang kita akan bermain-main lagi, permainan ini sama seperti kemarin Cuma kali ini kita belajar mengenal waktu,hari,tanggal dan jam.
Klien    : iya jelas...
Leader    : untuk permaianan ini waktu yang diperlukan Cuma 40 menit saja kug, bagaiman apakah kalian siap?
Klien    : ssssiiiaaappp...
F.    Fase Kerja
Leader    : nah, kalau sudah siap saya akan menjelaskan tentang peraturan permainan ini. Seperti peraturan kemarin disini saya sudah sediakan boneka. Begini permaianannya, operator yang disana akan menyalakan musik dan boneka akan di edarkan searah jarum jam. Ketika musik ini berhenti dan boneka dalam genggaman tangan maka yang memegang boneka tersebut akan kami berikan kesempatan untuk menyebutkan waktu,hari,tanggal dan jam saat ini. Bagaiamana, apakah ada yang kurang jelas tentang permainan ini?
Klien    : tidak,,, sudah jelas!
Leader    : nah, kemudian apabila ingin kekamar kecil nanti izin kepada saya agar permainan ini tidak terganggu nantinya. bagaimana, apakah sudah mengerti? Sekarang kita mulai ya permainannya?
Klien     : iya sudah mengerti,
Leader     : sekarang, operator nyalakan musiknya! Boneka pertama dipegang oleh bapak rizal!
Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan, boneka itu berda dalam genggaman klien rizal. Dan rizal pun diberi kesempatan sesuai perjanjian di awal.
Leader    : nah, musiknya berhenti!!! Sekarang siapa yang memegang bonekanya?? Harap menyebutkan waktu,hari,tanggal dan jam saat ini ? Untuk observer segera mencatat serta mengamati respon klien.
Observer    : iya.. (sambil menganggukkan kepala)
Klien  : iya, disini saya akan menyebutkan waktu,tanggal,hari dan jam…………..
Leader    : iya bagus sekali. Kita kasih aplus dulu donk buat klien sebagai orang pertama yang mendapat kesempatan untuk menyebutkan tempat.
Klien dan co leader: bertepuk tangan...
Leader    : nah sekarang kita lanjutkan ya permainannya, operator musik!!!
Operator memainkan musik dan boneka perlahan berpindah-pindah dari genggaman tangan klien. Dan ketika musik dimatikan.ma zahri sebagai orang terakhir yang memegang boneka.
Leader    : stop!!! Nah, sekarang siapa yang memegang boneka terakhirnya? Ternyata mas zahri ya!! Ya silahkan klien sebutkan waktu,hari,tanggal dan jam berapa sekarang ?
Klien tyas: iya, saya akan menyebutkan waktu,hari,tanggal dan jam sekarang
Leader    : iya, bagus sekali klien sudah menyebutkan waktu hari ini . Aplus dulu donk buat mas zahri ??
Semua    : tepuk tangan...
G.    Fase Terminasi
1.    Evaluasi
Leader    : nah, sekarang bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita bermain-main tadi?
Semua    : saya sedikit lega karena dapat mengingat waktu,jam tanggal dan hari.
Leader    : coba sebutkan kegiatan apa saja yang kita lakukan untuk pertemuan hari ini?
Semua    : memainkan musik dan mengoper boneka!!! Trus yang memegang boneka menyebutkan waktu,tanggal,jam dan hari.
Leader    : bagus sekali
2.    Kontrak
Leader    : nah, berhubung waktu kita sudah habis. Untuk pertemuan kali ini kita sudahi dulu, kita lanjutkan besok.
Semua    : iya!!!
Leader    : pertemuan ini selesai disini ya,, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kalian,,,, terima kasih banyak atas waktunya…. Sampai jumpa …
Semua klien meninggalkan ruangan 
 
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktek Klinik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Damaiyanti, M. 2010. Komunikasi Terapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung: Rafika Aditama.
Iyus, Yosep. 2010. Keperawatan Jiwa.Bandung: Rafika Aditama.
Keliat, Budi. 2009. Model praktik Keperaawatan Profesionak Jiwa. Jakarta: EGC.
Keliat, Budi, dkk. 2004. Keperawatan JIwa Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta: EGC.
Koplan, Hardo, dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta : Widya Medika.
Maratih, Ayu. 2008. Psikiatri Komprehensif. Jakarta : EGC.

0 komentar:

Posting Komentar